Dunia digital berkembang sangat cepat dari tahun ke tahun, hal ini sangat mempengaruhi dunia transaksi keuangan. Dulu transaksi keuangan selalu menggunakan cash namun seiring perkembangan sisi digital, hal tersebut mulai ditinggalkan dan digantikan oleh sistem cashless (transaksi keuangan tanpa uang fisik).
Hal ini memicu segala sektor keuangan untuk melakukan upgrade, mereka berbondong-bondong meninggalkan cara cash dan berubah ke cashless. Memang tidak mudah namun seiring masifnya kemauan pasar cashless benar-benar terjadi.
Cara cashless ini pula yang harus diduplikasi oleh Pesantren yang ada di Indonesia, Pesantren harus cepat mengikuti perubahan tersebut, mengupgrade sistem keuangan ke digital dan menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang tersebut.
Pesantren Indonesia telah memulai transformasi ini, mereka mencari dan riset tentang bagaimana digitalisasi keuangan pesantren ini bisa dilakukan, dan tentunya jika ingin melakukan transformasi biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Solusi ini hadir dari SiskeSakti, dimana Pesantren Indonesia sudah bisa menggunakan platform revolusioner karya santri, yang memiliki fitur kompeten sesuai kebutuhan Pesantren, dari A sampai Z. Mulai dari fitur kirim saldo yang serba online, fitur transaksi dan tagihan, fitur pembelanjaan dan lain sebagainya.
SiskeSakti sudah 100% Digital, tidak ada uang cash yang beredar di lingkup pesantren, semua transaksi santri di handle oleh kartu santri yang bisa difungsikan untuk pembayaran, penarikan dan jajan di kopontren atau kantin. Bukan hanya itu proses transaksi juga tercatat rapi dan detil, sekaligus terkonfirmasi ke Android wali santri yang ada dirumah, secara realtime.
SiskeSakti sendiri memiliki fitur yang hadir dari atensi Pesantren di Indonesia, SiskeSakti tidak berhenti riset selama 2 tahun terakhir untuk mengakomodir kebutuhan Pesantren, khususnya di sisi keuangan. Feedback yang kami dapat juga sangat positif dan saat ini SiskeSakti telah digunakan oleh lebih dari 20 Pesantren di Indonesia dan dengan melibatkan lebih dari 7000 pengguna Android (Wali Santri).